Ini Alasan PSN Pilih Boeing serta SpaceX untuk Satelit Nusantara Lima

Posted by creator on Selasa, September 09, 2025 with No comments

Ini Alasan PSN Pilih Boeing dan SpaceX untuk Satelit Nusantara Lima

Orlando - PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersiap meluncurkan Satelit Nusantara Lima (SNL) pada 9 September 2025 pukul 07.

02 WIB dari Cape Canaveral, Orlando, Florida, Amerika Serikat, memakai roket Falcon 9 milik SpaceX.

Satelit ini, yang dibangun oleh Boeing, dirancang untuk menyediakan konektivitas internet berkapasitas tinggi lebih dari 160 Gbps di RI serta sebagian wilayah Asia Tenggara.

CEOPSN Group, Adi Rahman Adiwoso, membeberkan alasan di balik kolaborasi dengan dua raksasa teknologi dunia ini.

Keputusan PSN untuk bekerja sama dengan Boeing serta SpaceX didasarkan pada keunggulan teknologi serta keandalan keduanya.

"Kami ingin memakai teknologi paling advanced," ujarnya kepada detikINET.WITH CONTENT : Peluncuran Satelit Nusantara Lima Dimajukan Lebih Cepat, Alasannya?

Satelit Nusantara Lima dilengkapi prosesor generasi terbaru yang mampu mengatur kanal serta daya tampung secara fleksibel, kuantitas beam lebih banyak, serta power lebih besar dibanding pendahulunya, Satelit Satria.

Kompleksitas teknologi ini merakit kolaborasi dengan perusahaan berpengalaman seperti Boeing menjadi pilihan utama.

"Boeing punya daya tampung yang cukup baik, cukup advanced.Prosesor yang dipakai untuk SNL ini generasi ke-4 atau ke-5, jauh lebih maju dibandingkan Satria-1.

Kita selalu ambil yang paling mutakhir karena teknologi terus berkembang.Kalau pakai teknologi lama, kita ketinggalan," ujar Adi.

Sementara itu, SpaceX dipilih karena rekam jejaknya yang terbukti andal."Ini sudah ketiga kalinya kita pakai SpaceX.

Mereka sangat kompetitif serta reliable.Kalau lihat dari ongkos asuransi peluncuran, rendahnya ongkos asuransi menunjukkan tingkat keandalan mereka," jelas Adi.

CEO PSN Adi Rahman Adiwoso Foto: Adi Fida Rahman/detikINET Satelit Nusantara Lima memiliki akumulasi daya tampung sekitar 160Gbps.

Nantinya sebanyak 140 Gbps dialokasikan untuk RI, dengan fokus pada wilayah RI Timur yang memiliki keperluan konektivitas lebih besar dibandingkan Satria-1, yang lebih terkonsentrasi di RI Barat.

"Kita alokasikan sekitar 80 Gbps untuk RI Timur, tapi ini fleksibel, bisa dipindah-pindah sesuai keperluan," tambah Adi.

Sisanya, sekitar 14 Gbps untuk Filipina serta 8 Gbps untuk Malaysia, menunjukkan komitmen PSN untuk mendukung konektivitas regional.

Satelit ini juga dirancang untuk mendukung berbagai sektor, termasuk perbankan, pendidikan, serta bisnis, dengan ongkos daya tampung yang diklaim sebagai "paling murah di dunia.

" Adi menekankan bahwa SNL bukan hanya untuk keperluan komersial, tetapi juga memiliki nilai kunci sebagai satelit bendera RI.

"Dalam keadaan darurat, otoritas bisa menasionalisasi satelit ini.Ini soal ketahanan nasional.Kalau pakai Starlink, misalnya, mereka bisa mematikan layanan kapan saja.



Sumber: Detik Tech